| Posted on Sunday,  July 01 @ 08:29:58 MYT by SongkokPutih 
  Oleh Dr. M.  Anjad Khan 
 Salah seorang rakan saya bernama Syeikh Sahib  bekerja sebagai pegawai di Badan Pengawasan Ubat & Makanan (POM) di Pegal,  Perancis. Tugasnya adalah mencatat semua mereka barang, makanan dan ubat-ubatan.
 
 
 Produk apa pun yang akan disajikan suatu perusahaan ke  pasaran,bahan- bahan produk tersebut harus terlebih dahulu mendapat izin dari  Badan pengawas Ubat dan Makanan Perancis dan Syeikh Sahib bekerja diBadan  tersebut bahagian QC , oleh sebab itu dia mengetahui pelbagai jenis bahan  makanan yang dipasarkan.
 
 
 Banyak  daripada bahan-bahan tersebut dituliskan dengan istilah ilmiah  namun ada juga beberapa yang dituliskan dalam bentuk matematik seperti  E-904, E-141. Awalnya, saat Syeikh Sahib menemukan bentuk  matematik tersebut, dia ingin tahu dan kemudian menanyakan kod matematik  tersebut kepada seorang Perancis yang berwenang dalam bidang itu dan  orang tersebut menjawab  " KERJAKAN SAJA TUGASMU, DAN JANGAN BANYAK TANYA.
 
 
 Jawaban  tersebut menimbulkan kecurigaan buat Syeikh Sahib dan dia  kemudian mula mencari tahu kod matematik tersebut dalam dokumen yang  ada. Ternyata apa yang dia temukan cukup memeranjatkan kaum Muslimin didunia.
 
 
 Hampir di seluruh negara barat termasuk Eropah, pilihan  utama untuk daging adalah daging babi. Penternakan babi sangat banyak di  negara-negara tersebut. Di Perancis sendiri jumlah penternak babi mencapai lebih  dari 42.000.
 
 
 Jumlah kandungan lemak dalam tubuh babi sangat tinggi  dibandingkan dengan haiwan lainnya. Namun orang Eropah dan Amerika berusaha  menghindari lemak-lemak tersebut.
 
 
 Kemudian yang menjadi pertanyaan  sekarang;di manakah lemak-lemak babi tersebut ? Jawapannya adalah: Babi-babi  tersebut dipotong di tempat perniagaan (secara) kecil-kecilan dalam pengawasan  Badan POM dan yang memusingkan badan babi tersebut adalah untuk membuang lemak  yang sudah dipisahkan dari daging babi. Dahulu kira-kira 60 tahun  yang lalu, lemak-lemak tersebut dibakar.
 
 
 Kemudian mereka berfikir  untuk memanfaatkan lemak-lemak tersebut .Sebagai awal kajian, mereka membuat  sabun dengan bahan lemak tersebut dan ternyata
 itu berhasil.
 
 
 Lemak-lemak tersebut diproses secara kimiawi, dikemas sedemikian  rupa dan dipasarkan Dalam pada itu negara-negara di Eropah memperlakukan aturan  yang mengharuskan bahan-bahan dari setiap produk makanan,ubat- ubatan harus  dicantumkan pada kemasan.
 
 
 Oleh karena itu bahan yang terbuat dari  lemak babi dicantumkan dengan nama Pig Fat (lemak babi) pada kemasan produk.  Mereka yang sudah tinggal di Eropah selama 40 tahun terakhir ini mengetahui hal  tersebut.
 
 
 Namun produk dengan bahan lemak babi tersebut dilarang  masuk ke negara-negara Islam pada saat itu sehingga menimbulkan defisit  perdagangan bagi negara pengeksport.
 
 
 Menoleh ke masa lalu, jika anda  hubungkan dengan Asia Tenggara, anda mungkin tahu tentang faktor yang  menimbulkan perang saudara. Pada saat itu, peluru senapang dibuat di Eropah dan  diangkut ke belahan benua melalui jalur laut. Perjalanannya memakan waktu  berbulan-bulan hingga mencapai tempat tujuan sehingga bubuk mesiu yang ada di  dalamnya mengalami kerosakan karena terkena air laut.
 
 
 Kemudian  mereka punya ide untuk melapisi peluru tersebut dengan lemak babi. Lapisan lemak  tersebut harus digigit dengan gigi terlebih dahulu sebelum digunakan. Saat  berita mengenai pelapisan tersebut tersebar dan sampai ke telinga tentera yang  kebanyakan Muslim dan beberapa Vegetarian (orang yang tidak makan daging), maka  tentera - tentera tersebut menolak berperang sehingga mengakibatkan perang  saudara ( civil war ).
 
 
 Negara-negara Eropah mengakui fakta tersebut  dan kemudian menggantikan penulisan lemak babi dalam kemasan dengan menuliskan  lemak haiwan. Semua orang yang tinggal di Eropah sejak tahun 1970 - an  mengetahuinya.
 
 
 Saat perusahaan produsen ditanya oleh pihak berwenang  dari negara Islam mengenai lemak haiwan tersebut, maka jawapannya bahawa lemak  tersebut adalah lemak sapi(lembu) & domba, walaupun demikian lemak-lemak  tersebut haram bagi Muslim kerana penyembelihan haiwan ternak tersebut tidak  mengikuti syariat Islam. Oleh karena itu produk dengan label baru tersebut  dilarang masuk ke negara-negara Islam.
 
 
 Sebagai akibatnya,pengusaha  produk menghadapi masalah kewangan yang sangat serius kerana 75% penghasilan  mereka diperoleh dengan menjual produknya ke negara Islam, di mana laba  penjualan ke negara Islam bisa mencapai jutaan dolar.
 
 
 Akhirnya  mereka memutuskan untuk membuat kodifikasi bahasa yang  hanya diketahui oleh Badan POM sementara orang awam tidak mengetahuinya.  Kod tersebut diawalkan dengan kod E-CODES. E-INGREDIENTS ini terdapat  di banyak produk perusahaan multinasional termasuk pasta gigi, sejenis  permen karet, coklat, gula-gula, biskut, makanan dalam tin, buah-buahan dalam  tin dan beberapa multi vitamin dan masih banyak lagi jenis produk makanan &  ubat-ubatan lainnya.
 
 
 Semenjak produk - produk tersebut di  atas banyak di konsumsi[penggunaan barang-barang (spt hasil pertanian,  perusahaan, dll)]. oleh negara-negara Muslim, kita sebagai masyarakat Muslim  tidak terkecuali sedang menghadapi masalah penyakit masyarakat yakni hilangnya  rasa malu,kekerasan dan seks bebas.
 
 
 Oleh itu, saya mohon kepada  semua umat Islam untuk memeriksa terlebih dahulu bahan-bahan produk yang akan  kita konsumsi dan mencocokkannya dengan daftar kod E-CODES berikut ini. Jika  ditemukan kod-kod berikut ini dalam kemasan produk yang akan kita beli, maka  hendaknya dapat dihindari karena produk dengan kod-kod tersebut dibawah ini  mengandung lemak babi.
 
 
 E100, E110, E120, E 140, E141, E153,  E210, E213, E214, E216, E234,
 E252,E270, E280, E325,E326, E327, E334, E335,  E336, E337, E422, E430, E431, E432, E433,E434, E435, E436, E440,E470, E471,  E472, E473, E474,
 
 
 E475,E476, E477, E478, E481, E482, E483,E491,  E492, E493,
 E494, E495, E542,E570, E572, E631, E635, E904.
 
 
 Adalah tanggung jawab kita semua sebagai umat Islam untuk mengikuti
 syariat Islam dan juga memberitahukan informasi ini kepada
 saudara kita.
 
 
 
 |