adsense

Showing posts with label Cerpen Hangat. Show all posts
Showing posts with label Cerpen Hangat. Show all posts

26 December, 2007

Mandikan aku bonda...



MANDIKAN AKU BONDA

Di bawah ini adalah salah satu contoh tragis. Sering kali orang tidak mensyukuri apa yang diMILIKInya sampai akhirnya....
.
Rani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademik maupun profesion yang akan diceburinya. ''Why not the best,'' katanya selalu, mengutip ucapan seorang mantan presiden Amerika.

Ketika Universiti menghantar mahasiswa untuk studi International Law di Universiteit Utrecht , Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menyelesaikan pendidikan kedoktoran.
Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ''selevel''; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesion.Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani dilantik
sebagai staf diplomat, bertepatan dengan selesainya suami dia meraih PhD. Lengkaplah
kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ''alif'' dan huruf terakhir ''ya'', jadilah nama yang enak didengar: Alifya. Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, hampir setiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.

Sebenarnya saya pernah bertanya, ''Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? '' Dengan pantas Rani menjawab,''Oh, saya sudah mengandaikan segala sesuatunya. Everything is OK!''
Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Layanan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter "mahal". Rani cuma mengawal jadual Alif
melalui telefon. Alif membesar menjadi anak yang kelihatan lincah, cerdas dan mudah mengerti.

Nenek-neneknya selalu menonjolkan kebanggaan mereka kepada cucu yang amat dikasihi itu, tentang kehebatan ibu-bapanya. Tentang jawatan dan nama besar, tentang kekerapan menaiki pesawat, dan wang yang banyak.
''Contohlah ayah-bonda Alif, kalau Alif besar nanti.'' Begitu selalu
nenek Alif, ibu Rani, berpesan di akhir cerita sebelum tidurnya.
Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Sungguh anak kecil ini "memahami" orang tuanya.
Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif, tampaknya mewarisi karaktor ibunya yang bukan perengek.

Meski kedua orangtuanya kerap pulang lewat, ia jarang sekali merungut.Bahkan, kata Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ''malaikat kecilku''.

Sungguh keluarga yang bahagia, fikir saya. Meskipun kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap membesar penuh cinta. Diam-diam, saya irihati pada keluarga ini. Suatu hari, sebelum Rani berangkat ke pejabat, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. "Alif ingin Bonda mandikan", ujarnya penuh harapan. Serba salah saja Rani, yang setiap detik waktunya sangat berharga, gusar. Ia menolek permintaan Alif sambil terus berdandan dan mempersiapkan keperluan pejabatnya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya.

Sesungguhnya, Alif mengerti dan menurut, meskipun wajahnya berkerut. Peristiwa ini berulang sampai hampir seminggu. ''Bonda, mandikan aku!'' kian lama suara Alif penuh tekanan. Lalu, Rani dan suaminya berfikir, mungkin itu kerana Alif sedang dalam masa pra-sekolah,jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dipujuk-pujuk, akhirnya Alif
dapat ditinggal juga.

Pada satu petang, saya dikejutkan oleh telefon Mien, si baby sitter. 'Puan doktor, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency." Dengan pantas, saya terus ke ICU. But it was too late. Allah swt sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, telah dipanggil pulang oleh-Nya.

Rani, ketika diberi tahu tentang Alif, sedang meresmikan pejabat barunya.
Ia sangat terperanjat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah seminggu Alif mula menuntut dimandikan, Rani memang
menyimpan komitmen untuk suatu masa memandikan anaknya sendiri.

Dan siang itu, janji Rani terkabul, meskipun setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ''Ini Bonda Lif, Bonda mandikan Alif,'' ucapnya lemah, di tengah-tangah jamaah yang sunyi. Satu persatu rakan Rani menjauhi dari sisinya, berusaha menyembunyikan tangisan.

Ketika tanah merah telah menutup jasad si kecil, kami masih berdiri di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu,berkata, ''Ini sudah takdir, ya kan . Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah masanya, ia dia pergi juga kan ?" Saya diam saja.

Rasanya Rani memang tak memerlukan hiburan dari orang lain. Suaminya tegak seperti tak bernyawa. Wajahnya pucat, pandangannya kosong. "Ini konsekuensi dari sebuah pilihan," ujar Rani, tetap mencuba tegar dan kuat. Hening seketika. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.
Tiba-tiba Rani berlutut. "Aku ibunyaaa!" teriaknya seperti histeria, lalu meraung hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih lagi tangisan yang meledak. "Bangunlah Lif, Bonda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bonda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif.." Rani merintih merayu-hiba. Seketika kemudian, ia mencampakkan dirinya ke pusara dan tertelungkup di atasnya. Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

-- Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi dapat menolongnya.
-- Hal yang nampaknya mudah sering kali menimbulkan sesal dan kehilangan yang amat sangat.
-- Sering kali orang yang sibuk 'di luar', asik dengan dunianya dan ambition sendiri hingga mengabaikan orang-orang disampingnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu 'nanti' buat mereka jadi abaikan saja dulu.
-- Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahawa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti kerana mereka menyayanginya dan tetap akan ada.
-- Pelajaran yang sangat menyedihkan.

Semoga yang membacanya dapat mengambil iktibar yang terkandung dalam kisah tersebut.

------------ ----------------- --------- ---------
--------- --------- ---
---- -

mungkin kita kerja luar untuk sehari dua dan permintaan si kecil yang selalu tinggal dengan bibik kita ambil mudah, minta air kita suruh bibik ambik, sikat rambut, bibik sikat, mandi dan berpakaian seperti di atas, pastinya bibik juga....kadang kala tidur si kecil pun dengan bibik...untunglah mereka yang dapat bersama anak selalu. Mungkin juga bukan sahaja anak-anak kita, bagaimana pula suami/isteri/ayah dan ibu di kampung.....

So, doa-doalah agar kurang out station kita, kalau perlu juga, doa-doalah kita sempat lihat wajah mereka apabila pulang nanti...

03 October, 2007

Ejah



"ejAH...!!...EJah..!!!

Kakinya terasa sengal dan pedih. Jalur-jalur merah
kebiruan di kaki masih jelas kelihatan. Sebatan tali
pinggang ayah semalam masih terasa peritnya. Entahlah,
mungkin ayah tidak sayang padanya. Dia selalu saja di
pukul dan di herdik. Nak kata nakal tak adalah sangat.
Adatlah, kanak-kanak memanglah begitu.

Sedikit sebanyak ada juga nakalnya. Dia duduk melanguk
di atas tangga. Kanak-kanak lain berlari-lari bermain
di hadapan rumahya. Hari ini hatinya tidak pula
teringin bermain bersama kawan-kawan lain.

"Jomlah awak. Kita main lari-lari," ajak Ani, teman
sekelasnya.
"Tak naklah. Kita penat,"jawabnya acuh tak acuh sambil
menggeleng.
"Alah jomlah. Awak tak payah lari kuat-kuat.
Pelan-pelan pun boleh saja," pujuk Ani.
"Tak moh lah. Awak pegilah. Kita tengok saja,"
jawabnya lagi.

Akhirnya Ani mengalah dan berlari ke arah teman-teman
yang lain. Dia hanya memandang kosong ke arah mereka.

"Ejah!" tersentak dia mendengar suara ayah dari dalam
rumah.

Segara dia berlari masuk. Ayah berdiri bercekak
pinggang di depannya.

"Kau dah buat kerja sekolah belum?" tanya ayah.
"Hari ni tak ada kerja sekolah," jawabnya perlahan.
"habis tu tak reti nak belajar? Mentang-mentang tak
ada kerja sekolah tak boleh tengok buku. Kau tu
bukannya pandai sangat malas-malas nak belajar" herdik
ayahnya. Dia hanya terkebil-kebil memandang ayahnya.
"Yang berdiri terkebil tu Kenapa. Pergi baca buku,"
herdik ayah lagi sambil mencubit peha kirinya.

Segera dia berlari ke biliknya. Air mata mengalir
deras mambasahi pipi cengkungnya. Di dalam biliknya
dia menangis dengan perlahan dan tertahan-tahan. Takut
didengari ayah. Kalau ayah tahu yang dia menangis
bukan belajar, tentu telapak tangan ayah hinggap di
tubuh kecilnya. Tidak sanggap lagi rasanya untuk tubuh
kecil itu menerima pukulan ayah.

Perlahan-lahan dia membuka almari bajunya. Di antara
baju-bajunya yang berlipat dan bersusun kemas ditarik
sekeping gambar. Wanita di dalam gambar itu tersenyum
manis. Nenek kata itu adalah mamanya. Dia tidak pernah
berjumpa mama. Menurut nenek mama meninggal 8 tahun
lalu semasa umurnya baru 5 hari. Ketumpahan darah kata
nenek. Entahlah dia pun tak tahu apa maksud nenek
dengan ketumpahan darah. Dia selalu berfikir, kalau
mama masih ada mesti mama akan memarahi ayah yang
selalu memukulnya. Mama mesti membelanya.


BACA ARTIKEL PENUH<<<<<

27 September, 2007

Cerita Sedih



Luahan seorang anak melalui warkah untuk mak.....baca sampai habiss

Mak.....
Terlalu bosan rasanya duduk membilang hari.....
Dah hampir sepuluh bulan mak pergi,
Rasanya baru semalam mak peluk kiter kan
sejuk syahdu masih terasa lagi nih....
Mak tau tak.....
itu lah pertama kali mak peluk anak mak yang nakal ni sejak kiter dewasa.....
dan itu juga terakhir kali nya.
Emmmm...rupanya mak dah tau mak nak pergi jauh.....
nak tinggal kan anak2 mak..... nak tinggal kan dunia fana ni.....
mak macam dan sedia.....
Seminggu sebelum tu.....mak dah menganyam tikar mengkuang 3 helai.....
Akak kata sampai ke pagi mak anyam tikar tuu.....
tanpa rasa mengantuk, tanpa rasa letih..... kakak pun rasa hairan.....
mak tak penah buat gitu..... pastu mak pasang radio kecil di sebelah mak.....
tapi mak seolah2 tak sedar bahawa rancangan radio tu siaran diam .....
kengkadang siaran indonesia ...mak terus tekun menganyam...
Rupanya tikar yang telah mak siapkan tu di gunakan untuk mengiringi
mak ke kuburan...
Pastu mak sapu sampah sekeliling rumah bersih2....
pastu mak jemur karpet-karpet. ..
pastu mak ubahkan sofa ke tempat lain..mak biarkan ruang tu kosong..
rupanya kat situ jenazah mak diletakkan..
paling menarik sekali mak bgtau kat maner sume duit dan barang kemas
mak..
ada kat dalam almari.....
ada kat dalam dalam beg.....
ada dalam ASB.....
ada kat dalam Tabung Haji..
mak cakap tak berapa cukup lagi....
ada kat dalam gulung tikar.....
masa tu mak perasan takk..??
kiter gelak sakan bila mak bgtau duit dalam gulung tikar...kiter
kata mak ni memang pesenn lama laaa...
mak cuma gelak jer...
eeemmm..bahagiaa nya saat ituu..
Mak.....
Hari tu hari sabtu 18/08/1999 pukul 3 petang mak tiba2 s akit perut.....
bila malam tu kiter sampai dari KL.....mak dah dalam kesakitan.
Akak dan abang kat kampong semua dah pujuk.....
mak tetap takmau pi hospital.... .
dan cuma tinggal giliran kiter sahaja yang belum pujuk...
Mak kata mak takmau duduk dalam hospital.... .
tapi kiter berkeras juga pujukk..
nanti di hospital ada doktor...ada ubat untuk mak..
kat rumah kami hany! a mampu sapu minyak dan urut jer..
Mak tetap tak bersetuju... ..mak memang degil...
tak salah, anak mak yang ni pon mengikut perangai mak tu..
Tapi akhirnya bila melihat keadaan mak makin teruk....
mak sakit perut sampai nak sentuh perut mak pon sakit kami adik
beradik sepakat hantar juga mak ke hospital.... .
Mak.....
amponkan kami semua...
kami nak mak sehat...
kami sayang mak...
kami tak mau mak sakit...
kami terpaksa juga hantar mak ke hospital....
ampon kan kami yer mak....
Mak.....
Malam itu abang bawa mak k e hospital dan itu lah pertama dan
terakhir kali mak naik kereta kiter...
Masih terbayang betapa ceria dan gembiranya mak, kiter kata nak beli kereta....
Mak asyik tanya ajer..cukup ker duitt..
kiter jawab pula...kalau tak cukup, mak kan banyak duit... mak gelak ajerr.....
Lepas tu bila kereta kiter sampai.....mak buat kenduri kesyukuran.. ...
Dan kiter masih ingat lagi...bila kiter e! ksiden terlanggar kelinn naik motor.....
Punya la kiter takut...kiter warning kakak kiter jangan sesekali bgtau kat
mak.....
Bila balik sahaja kampong....kiter cepat-cepat simpan keta dalam garaj.....
Tapi mak perasan juga bumper depan kemek...mak tanya kenapa...?
Selamba jerr kiter jawab terlangar pokok bunga.....
Mak....tujuan kiter menipu tu supaya mak tak risau...
Maafkan kiter kerana sampai mak pergi mak tak tau hal sebenar...
mak, kiter menipu mak kan ...ampon kan kiter....
Mak.....
Jam 4.30 pa gi 19/08 /2006
Bila tiba aja kat hospital.... nurse tengah balut mak dengan kain putih.....
mak mesti nampak kiter jatuh terduduk di lantai hospital...
Mesti mak nampak abang cium dahi mak.! ....
Mesti mak nampak akak baca doa untuk mak....
Mesti mak nampak adik terduduk kat kerusi kat sudut itu...
mesti mak nampak semua tu kann...kann. .kannn
Mak tau tak....
Pagi tu balik dari hospital jam 5.20 pagi kiter mamandu dalam keadaan separuh sedar...
Adik kat sebelah ! diam melayan perasann...
Kenangan bersama mak berputar dalam kepala ini...
jalan di depan terasa makin kelam.....
airmata dah tak mampu di tahan....
Masa tu seandainya apa-apa terjadi di jalan itu kiter rela...
Namun alhamdulillah akhirnya kiter sampai juga...
di sebab kan pagi masih awal, jadi jalan tu lenggang..kosong. ...sekosong hati ini.....
Sepanjang perjalanan ter! asa kedinginan subuh itu lain benar
suasananya.. ... terasa syahdu dan s ayu gitu...dinginnnn. ...
Mak.....
Kiter masih ingat lagi...
Kiter baca AlQuran kat tepi mak temankan mak...
Jam 11.00 pagi mak di mandi kan ....
Anak2 mak yang pangku masa mak mandi....!
Mak mesti rasa betapa lembut nya kami mengosok seluruh tubuh mak.....
Kiter gosok kaki mak perlahan lahan.....
Mak perasan tak...?
Makcik yang mandikan mak tu pujuk kiter.....
Dia kata..." dikk...jangan nangis...kalau sayang mak jangan buat
gitu...jangan nangis ya.."
Bila makcik tu kata gitu...
lagi laaaa laju airmata ni..tapi kiter kawal supaya tak menitik atas mak....
Mak.....
Sampai takat ini surat ni kiter tulis..... kiter nangis ni.....
Ni kat dlm bilik...baru pukul 4.00 pagi.... Takder orang yang bangun lagi.....
kiter dengar nasyid tajuk "anak soleh" kiter sedih...kiter rindu kat mak..!
Takpa la..! ...nanti bila kita selesai sembanyang subuh, kiter baca yassin untuk mak...
mak tunggu ya...!
Mak..
Sebelum muka mak di tutup buat selamanya... .
Semua anak2 mak mengelilingi mak...menatap wajah mak buat kali terakhir....
Semua orang kata mak seolah2 senyum aja...
Mak rasa tak....masa tu kiter sentuh dahi mak....
kiter rasa sejukkkk sangat dahi makk.....
Kiter tak mampu nak cium mak...kiter tak daya....
kiter tuliskan kalimah tauhid kat dahi mak dengan air mawar...
Airmata kiter tak boleh tahan....
Mak mesti ingat kan yang anak mak ni jadi imam solat jenazah untuk mak...
tapi kite suruh tok imam bacakan doa sebab kite sebak....
Jam 12 tengahari mak diusung keluar dari rumah....
Akak pula dah terkulai dlm pelukan makcik...
badan akak terasa panas...
makk...anak mak yang seorang tu demam....
Mak tauu...cuma akak sorang saja anak mak yang tak mengiringi mak ke tanah perkuburan.. .
Mak.....
Hari2 ku lalui tanpa kewujudan mak lagi...
Begitu terasa kehilangan mak...boleh kata setiap malam selepas
maghrib anak mak ini berendam airmata...
Dan sampai satu tahap....masa tu malam jumaat selepas maghrib...
Selepas kiter baca yassin ngan kawan-kawan. ...
entah kenapa biler kat bilik kiter keluarkan gambar2 mak pastu apa lagi...
semakin kiter tenung terasa semakin sayu...tangisan tak dapat dibendung...
Mak tauu...kiter cuba bertahan... memujuk diri sendiri tapi tak juga reda...
Kiter rasa nak telefon mak... nak cakap dengan mak....
anak mak yang ni dah tak betul kan ..????
Dan akhirnya dalam sedu sedan itu kiter telefon kampong...
Kiter cakap dengan kakak..kiter nangis lagi... Puas la kakak memujuk kiter...
Akak kata..." tak baik laa nangis aje..doa lah untuk mak..nanti kalau
gini ajer mak yang susah kat sana .."
Dan akhirnya akak juga nangis..... Agaknya mak nampak adegan tu...
sebab malam jumaat kata orang roh balik rumahh... mengharap sedekah da ri anak2 nya...
Mak tau tak...di saat itu kerinduan terasa menusuk sehingga ke hulu ha! ti...
rasa nyilu sangat.... menusuk-nusuk sehingga terasa begitu sakit dalam dada ni....
Sampai sekarang bila kerinduan itu menjelma...hanya sedekah al-fatihah kiter berikan.....
Mak....
cukup la sampai sini dulu....
kawan kiter dah ketuk pintu bilik tu.... kejap lagi kami nak pergi solat subuh kat masjid...
selalunya, kiter yang bawak mak naik motor kan ...
kali ni kiter jalan kaki dengan kawan pulak... esok kiter ingat nak tulis surat kat ayah pula....
Mula2 kiter tak tau nak hantar mana surat nih...
pastu kawan kiter bgtau...simpan je buat kenangan..
Kiter cuma tau alamat ni aje... Takper yer mak...kiter kasi orang lain baca...
Kiter stop dulu...sebab kawan kiter dah lama tunggu tu...
akhir kata untuk mak, I LOVE YOU SO MUCH dan jutaan terima kasih
kerana membesarkan kiter... memberi seluruh kasih sayang dari kecil sampai masuk sekolah.. sampai masuk unibesiti..
! sampai kiter boleh rase naik kapal terbang... boleh rasa duduk kat negara orang...
sampai akhir hayat ini jasa mak tak akan mampu kiter balas..
Sekian terima kasih.
Yang Benar
Anak mak yang dah tak degil


p/s Bagi yang ada emak , tunjukkan lah kasih sayang anda sementara ada sedikit masa lagiii.....

25 September, 2007

Cerita sedih



Lapang benar dada Pak Uwei bila pegawai yang bertugas di kaunter pejabat
Tabung Haji itu memberitahu nama dia dan isterinya turut tersenarai dalam
senarai jemaah yang akan menunaikan fardhu haji pada tahun ini.
>
> "Tapi pak cik kena bayar segera bahagian makcik yang masih tak cukup
tiga ribu lagi tu. Selewat-lewatnya minggu depan bayaran mesti
dibuat,"beritahu pegawai itu lagi.
>
> "Insya Allah encik. Saya akan bayar seberapa segera," janji Pak Uwei.
> Berita gembira itu ingin segera dikongsi bersama isteri kesayangannya.
>
> Sebaik keluar dari pejabat Tabung Haji dia terus balik ke rumah.
>
> "Pah... oo..Pah!" teriak Pak Uwei sebaik turun dari keretanya.
>
> "Apa bendanya terlolong-lolong ni bang?" tanya Mak Pah.
>
> " Ada berita baik ni Pah, nampaknya hajat kita nak ke Mekah tahun ini
akan tertunai. Insya Allah dua bulan lagi kita akan ke sana.Tak sabar
betul saya, rasa macam Kaabah tu dah melambai-lambai, " cerita Pak Uwei
dengan wajah berseri-seri.
>
> "Betul ke ni bang? Baru semalam si Johari beritahu dia dengan Minah tak
dapat pergi. Namanya tidak ada dalam senarai."
>
> "Betullah Pah oii... saya ni baru je balik dari pejabat Tabung Haji.
> Cuma duit bahagian awak tu, tiga ribu lagi kena bayar segera selewat-
lewatnya minggu depan."
>
> "Mana kita nak cari duit banyak tu bang? Tiga ribu tu bukan sikit, itu
pun lepas duit tambang. Duit kocek mau juga sekurang-kurangnya dalam
seribu." Mak Pah merenung gusar wajah suaminya.
>
> "Alah Pah, kita mintalah tolong dengan Muaz dan Balkis. Takkanlah mereka
tak nak beri. Bukannya banyak, cuma dua ribu seorang saja."
> Wajah Pak Uwei semakin berseri-seri. Dia yakin anak- anaknya yang dua
orang itu tidak akan menghampakan harapannya.



BACA CERITA PENUHH<<<<<<

30 August, 2007

Kasih Ayah Rasa Bahagia - OGOS:Memori itu datang lagi.



Ayah dan Ibu...
Itulah permulaan kami..
Dapat melihat bulan dan matahari
Yang dikurniakan dari Ilahi..

Semasa coretan ini di siapkan, telah 8 hari ayah meninggalkan dunia
yang fana ini dengan seribu kenangan pahit manis bersama emak serta
keluarga tercinta.Coretan ini hanyalah sebagai mengingati kembali saat saat
indah bersama ayah yang bertungkus lumus menyara ahli keluarga demi sebuah
penghidupan.

Tanggal 12hb Aug 2003, kira kira jam 10.10 malam handphone ku
berdering ketika aku bersiap siap hendak ke tempat kerja.Melalui paparan
skrin aku lihat Kg.Perlis yang sememangnya aku setkan dalam address
book.Hatiku mula berdetik.Ah berita apakah ini?Tiba tiba ia berhenti
berdering sebelum aku sempat menjawabnya.Debaran dada semakin kencang
menanti panggilan untuk kali kedua.

Bila deringan kedua, aku dengar suara Maksu menangis
teresak-esak.Ya Allah apakah yang telah terjadi. EE ayah eksiden pula..tapi
kali ni teruk ..kaki ayah รข€¦Kenapa dengan kaki ayah?? Aku tidak mengerti!!
Kaki ayah hancur dan putus....Subhanallah..betapa hibanya aku pada saat
itu.terbayang keadaan ayah.Aku menyuruh Maksu memberitahu abang supaya call
aku balik untuk mengetahui keadaan ayah waktu itu.H/s berbunyi lagi kali
ini dari isteriku..rupa-rupanya dia telah dimaklumkan oleh abang terlebih
dahulu.Panggilan dari abang meredakan keresahan kerana dia mengatakan " EE
jangan bimbang semuanya o.k .pergilah kerja dulu.kalau apa apa..dia akan
call balik.Perasaanku berkecamuk.Tidak dapat membuat keputusan.Dengan hati
yang berat aku meninggalkan kedua anakku untuk keluar telepon kerana kredit
h/s habis.Baru 20 tapak aku melangkah anak kecilku menangis dengan
sekuatnya minta jangan ditinggalkan.Terpaksa aku berpatah balik untuk untuk
mengambilnya.Sebelum aku menuruni tangga, inilah perkataan keramat yang aku
akan simpan sampai bila bila ketika h/s berdering lagi pada pukul 10.35
mlm.. " EE, ini berita yang paling sedih ...ayah telah kembali
kerahmatullah.Doktor telah mengesahkan semasa dalam perjalanan ke hospital.

Teduduk aku.Kelu. Hanya perkataan
"Innalillahhiwainnailaihirooojiuun.. Sebak dada ini hanya tuhan yang
tahu.Aku pun memaklumkan pada isteriku, kerana hari itu dia berkerja
petang melalui telepon yang terpaksa aku pinjam dirumah pengasuh anak
perempuanku.Sebelum itu isteriku menghantar mesej dan bertanyakan bagaimana
keadan sekarang.Setelah berita diterima.. isteriku bagaikan meraung
kesedihan.

Blog Widget by LinkWithin