adsense

04 August, 2007

Kisah rumahtangga



SEKADAR UNTUK RENUNGAN

Kisah ini saya terima dari seorang kawan yang mungkin juga telah
diterima dr seorang yg lain .. utk dikongsi bersama, moga boleh
mengambil iktibar..

Allah Maha Pengasih

Sepasang suami isteri yang sudah menikah selama 7 tahun dan memiliki 3

orang anak, terlibat dalam sebuah pertengkaran hebat. Begitu hebatnya
pertengkaran mereka, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai,

mengakhiri kehidupan rumah tangga mereka secepat mungkin. Mereka
menemui seorang peguam, untuk melangsungkan perundingan pembagian
harta diantara mereka, perundingan berlangsung lancar, namun akhirnya

sebagian besar masalah terselesaikan, baik tanah, rumah, dan semua
aset harta mereka dapat dibagi dan mencapai kepuasan kedua belah
pihak.

Hanya satu hal tidak ditemukan jalan keluarnya, yaitu mengenai
pembagian anak [jangan lupa anak mereka tiga orang], baik si suami
maupun si istri sama sama ingin mengasuh 2 anak, tidak ada yang mau
mengalah, dan anak tidak mungkin dibelah dua seperti pada Zaman
Sulaiman dulu.

Akhirnya mereka menemui seorang tokoh agama, meminta nasihat
bagaimana jalan keluar yang harus ditempuh.

Sang Imam akhirnya memberikan jalan keluar yang bijak, iaitu mereka
diminta menunda perceraiannya selama satu tahun, mereka harus
menambah satu orang anak selama satu tahun, bila Tuhan mengizinkan
perceraian mereka, Tuhan akan memberikan tambahan satu anak, total
menjadi 4 anak, sehingga mudah untuk dibagi diantara mereka berdua.

Kerana si suami dan si istri sangat serius untuk bercerai, mereka
berusaha keras untuk menambah anak, dan akhirnya mereka berhasil.

Setahun kemudian, ketika Sang Imam berjalan jalan, beliau bertemu
dengan pasangan suami istri ini, sedang bergandengan tangan dengan
mesra, sehingga Sang Imam bertanya, : "Apakah Kalian tidak berhasil
menambah anak sehingga kalian batal bercerai?".

Sang Suami lalu menjawab : "Tuhan maha pengasih, Dia memberikan kami
tambahan anak, tapi sekaligus juga memberikan isyarat agar kami saling

memaafkan dan saling mengasihi, kami memutuskan untuk tidak
bercerai"."Bagaimana Tuhan memberikan isyaratNya?" , tanya Sang Imam.

"Tuhan memberikan kami tambahan anak, bukan satu anak, tapi dua anak,

anak kembar !!".

Beberapa hikmah:

1. Menunda tindakan negatif sering bermanfaat, apalagi ketika
seseorang sedang dikuasai emosi. Ada baiknya jika kita sedang marah
kita menunda sesuatu yang ingin kita lakukan. Betapa banyak penghuni
penjara yang
menyesal: mengapa ketika marah memukuli istri/anak/dsb sampai
tewas....

2. Mampu mengendalikan marah [emosi] adalah kunci kebaikan, sehingga
nabi saw menekankan laa taghdhab [jangan marah] kepada sahabatnya.

3. Kisah diatas menunjukkan kasih sayang Allah, tetapi ada yang lebih

baik daripada kisah diatas yaitu pasangan suami isteri yang selalu
berhasil meredam pertengkaran mereka. Mungkin keluar rumah
meninggalkan isteri/suami yang marah untuk sebentar kemudian kembali
membawa buah tangan/peralatan baru kesukaannya akan membuatnya
tersenyum, meminta maaf dan berfikir betapa baiknya
suaminya/isterinya.

4. Pertengkaran itu lumrah rumah tangga. Dengan pertengkaranlah
keharmonisan semakin terasa nikmat. Orang bijaksana akan menikmati
pertengkaran dan masa-masa setelahnya dengan tetap mengendalikan
suasana agar tidak sampai keluar dari sunnah Nabi saw. Karena
pertengkaran itu seperti api: sedikitnya bermanfaat tetapi besar dan
luasnya membinasakan.

No comments:

Blog Widget by LinkWithin